Pages

Senin, 22 Februari 2010

RS Omni Kerja Keras Jaring Pengunjung

KursiTerbalik.com - Setelah kasus Prita, yang berakibat pada hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap RS Omni International, kini RS itu mulai pulih. Jumlah pasien yang berkunjung untuk berobat mulai normal.

"Jumlah pasien sudah mulai normal, sekitar 400 orang per hari. Sewaktu ada kasus Prita memang sempat anjlok," ujar Bina Ratna Kusuma Fitri, Direktur RS Omni International, Sabtu 20 Februari 2010.

Menurut Bina, jumlah kunjungan pasien mulai normal dalam dua bulan terakhir. Untuk memulihkan kepercayaan itu, pihak RS Omni International harus kerja keras. Oleh karenanya, manajemen gencar menggulirkan berbagai macam program promosi, dan kegiatan kemasyarakatan. "Program promosi terus berjalan, baik itu ada kasus maupun tidak. Karena ini sudah menjadi komitmen kami," katanya.

Namun, kepercayaan masyarakat belum sepenuhnya pulih. Seperti yang ditemui, ada pasien yang berobat hanya untuk sakit ringan, tidak untuk sakit berat yang mengharuskan dirawat inap. "Kalau cuma batuk dan flu seperti musim hujan sekarang, tak apa-apa berobat ke sini. Tapi kalau sakit berat, rasanya tidak," ucap Mely Qing.

Menurut Mely, untuk memulihkan kepercayaan masyarakat butuh waktu yang lama. "Konsumen tentu melihat dulu perkembangannya. siapa tahu masih ada kasus lainnya," tandas Mely yang sedang mengantar putrinya, yang sakit batuk.

Widianingsih, warga perumahan Alam Sutra, yang juga sedang menjenguk temannya berobat ke RS Omni, mengatakan kualitas pelayanan RS Omni kini membaik setelah kasus Prita. "Sekarang ini kalau mau masuk ke lobi RS, dibukakan pintu seperti di hotel. Petugasnya juga ramah, tidak seperti dulu," ucapnya.

Widianingsih mengaku belum percaya pada layanan di RS Omni. Jika sakit, dia justru memilih RS lain, seperti RSI Bintaro, atau ke Siloam Hospital di Lippo Karawaci. "Untuk berobat tidak dulu deh. Saya belum percaya saja," tegasnya.

Sementara itu, kata Bina untuk menarik minat masyarakat berobat ke RS Omni International, pihaknya akan segera membuka layanan khusus bagi sakit jantung dan syaraf. "Selain itu kami juga mau buka pusat penyembuhan sakit diabetes," ujarnya.

Menurut Bina, potensi pasar untuk menjerat pasien sakit jantung dan syaraf di wilayah Tangerang, cukup baik. "Tren sakit jantung dan syaraf cukup tinggi. Buktinya, dari sekitar 400 orang pasien yang berobat ke sini setiap hari, sekitar 40 persen adalah pasien sakit jantung dan syaraf," ucapnya.

sumber : vivanews.com


0 comments: