Pages

Jumat, 26 Februari 2010

Ayah Bocah Dipasung Banyak Dapat Tawaran Kerja

BEKASI (Pos Kota) – Sejumlah pengusaha di Bekasi prihatin terhadap nasib Bachtiar Angkotasan, 47, ayah yang terpaksa memasung anak bungsunya, saat mencari nafkah, berencana memperkerjakan lelaki asal Maluku ini, usai perawatan Gia Wahyuningsih.

Selain itu, sejumlah dermawan pun berdatangan setelah mendengar derita lelaki yang ditinggal kabur Mimi, 36, sang istri. ”Banyak yang memberi bantuan, namun saya silahkan langsung ke yang bersangkutan,” ujar H Suwarno, Direkrut RSUD Kabupaten Bekasi, saat ditemui Pos Kota.

Setelah penderitaannya disiarkan media cetak dan elektronik, Bachtiar pun kini menjadi orang yang dicari dermawan. ”Saya berjanji akan menemani anak saya dulu, sampai sembuh,” ujarnya, sambil mengatakan kalau memang sudah bisa ditinggal dia akan menerima uluran tangan pengusaha untuk bekerja.

Apalagi Kombes Heri Wibowo, Kapolres Metro Bekasi Kabupaten tidak akan menjerat Bachtiar melanggar UU No 23 tahun 2002, tentang perlindungan anak. ”Dia melakukan itu, karena ingin melindungi anak,” kata Heri beralasan.

”Saya trenyuh, melihat perjuangan dia. Di saat orangtua lain santai mengurus rumah tangga dan anak, dia harus berjuang sendiri dengan kondisi yang pas-pasan,” ujar Agung, satu pengusaha asal Jababeka, Bekasi, yang menawarkan Bachtiar bekerja di tempatnya.

Selain itu, ada juga sekelompok warga di Perumahan di Tambun Selatan, berharap Bachtiar mau menjadi tenaga Satpam di tempatnya. “Biar deket dengan keluarga dan kerjanya pun bisa dua hari sekali,” kata Sulastro, warga yang menawarkan pekerjaan.

JADI AYAH SEKALIGUS IBU

Menurut Bachtiar ketika anak bungsunya diketahui menderita epilepsi, Ny Mimi Nunung Sanjaya, istrinya minta cerai. Bachtiar pun tak bisa berbuat banyak atas permintaan istri.”Sejak saat itu istri saya tak pernah lagi menengok anaknya,” kata Bachtiar lirih, saat mengingat peristiwa itu.

Niat istrinya bercerai, memang semata-mata karena ekonomi. Bachtiar yang tidak memiliki pekerjaan tetap ditambah si bungsu sakit epilepsi membuat Ny Mimi meninggalkan dia dan dua anaknya.

Ayah dari Agum Gumelar Angkotasan,8, dan Gia Wahyuningsih,5, selama ini hidup dari mengamen di atas bis kota Mayasari Bhakti. ”Saya selalu mengamen di P9A, dan turun di Jatibening,” uajarnya, sambil mengatakan perharinya mendapat Rp 25.ribu hingga Rp 30.ribu. ”Untuk makan dan ngontrak rumah sudah berat. Beruntung sekolah Agum tidak bayar,” katanya, karena itu manalah sanggup dia membawa Gia berobat.

Setiap hari sekitarpukul 07:00, dia berangkat ngamen menggunakan gitar ukulele dan jam 11:00, pulang untuk memberi makan Gia dan Agum. ”Karena Gia tidak ada yang menjaga pada pagi hari, terpaksa diikat, supaya tidak lari,” katanya. Ikatan itu juga untuk menghindari anaknya kabur, Bachtiar mengikat badan anaknya setiap hari di tembok rumah.

Karena itu selama beberapa tahun Bachtiar menjadi ayah sekaligus ibu, mencari nafkah, mengurus rumah tangga dan anak. ”Saya lakukan ini, demi anak-anak. Kalau saya tinggalkan kasihan mereka, siapa lagi yang mau merawat,” ujarnya.

DI PERIKSA EKG

Setelah didatangi Bupati Bekasi, Gia Wahyuningsih, 5, balita yang dipasung karena epilepsi, Rabu (24/2) sekitar pukul 13:30, bungsu dari dua bersaudara ini dibawa ke RS Mitra Keluarga Bekasi Timur.

Dari RSUD Kabupaten Bekasi, Gia, didampingi dua perawat menjalani pemeriksaan Elektrocardiografi (EKG). Pemeriksaan EKG bertujuan merekam aktifitas jantung pada waktu istirahat. Dengan menggunakan peralatan EKG yang diletakan di dada, tangan dan kaki pasien bisa mendeteksi aktifitas jantung dan hasilnya bisa langsung dilihat pada saat itu juga.

0 comments: