Pages

Jumat, 23 April 2010

Anak 2 Tahun ber Iq enstein





KursiTerbalik.com - Sekilas tidak ada yang istimewa dari bocah berusia dua tahun bernama Oscar Wrigley. Satu hal yang membuatnya istimewa adalah, bocah ini memiliki tingkat kecerdasan atau IQ setara dengan Albert Einstein dan Stephen Hawking.

Berkat kecerdasannya tersebut, Oscar menjadi penduduk Inggris termuda yang diterima dalam daftar Mensa International, yaitu sebuah organisasi bagi orang-orang yang memiliki IQ tinggi.

Peneliti dari Gifted Children's Information Centre di Solihull menyebutkan bahwa Oscar yang memiliki IQ sebesar 160, merupakan salah satu anak yang paling cemerlang yang pernah dimiliki di Inggris.

"Baru-baru ini Oscar menceritakan tentang siklus reproduksi burung penguin pada istri saya," kata Ayah Oscar, Joe Wrigley seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (13/10/2009).

"Dia selalu bertanya. Setiap orangtua sangat senang jika menyadari bahwa putra putri mereka memiliki keistimewaan. Namun kami sangat tahu ada sesuatu kekhususan yang luar biasa tentang Oscar," kata Joe.

Ibu Oscar, Hanna Wrigley juga menambahkan bahwa kemampuan perbendahaaran kata yang dimiliki Oscar sangat menakjubkan.

"Dia bahkan bisa merangkai kalimat kompleks pada usia semuda itu," kata Hanna.

Dr Peter Congdon yang menganalisa kecerdasan Oscar menyebutkan bahwa bocah tersebut memiliki tingkat kecerdasan superior.

"Oscar memperlihatkan potensi yang sangat besar. Itu sebabnya kami sangat yakin dengan Mensa untuk memberikan kontribusi pada organisasi ini," ujarnya.

Selain Oscar, bocah Inggris lainnya yang bergabung dalam Mensa adalah Elise Tan Roberts dari Edmonton yang berusia dua tahun empat bulan, empat belas hari dengan IQ 156

Penjahat ATM Terbesar di Dunia Dibekuk



KursiTerbalik.com - Rusia diam-diam menahan beberapa tersangka kejahatan cyber terburuk di dunia. Tersangka ini adalah pelaku kejahatan di unit pemroses pembayaran Royal Bank Skotlandia yang membobol Rp81 miliar serta kejahatan lain.

Russian Federal Security Service (FSB) membekuk tersangka termasuk Viktor Pleshchuk, salah satu otak aksi di balik serangan di unit pemroses pembayaran Royal Bank Skotlandia yang merugikan US$9 juta (Rp81 miliar).

FSB dan Federal Bureau of Investigation di Amerika Serikat masih diam untuk menghindari rasa takut target lain di Rusia dan menutupi jejak lainnya. Sementara bank hanya mengatakan bahwa mereka akan tetap melanjutkan kerjasama dengan otoritas berwenang.

“Saya percaya mereka memulai sebuah era baru dalam kerjasama yang sungguh-sungguh dengan otoritas Rusia,” ujar Don Jackson, ahli keamanan cyber di SecureWorks di Atlanta yang telah mendokumentasikan giatnya penegakan hukum Rusia.

Juri di pengadilan Amerika Serikat mendakwa Pleshchuk bersama dengan Sergei Tsurikov warga Estonia dan Oleg Covelin dari Moldova pada November. Pada saat itu, jaksa penuntut mengatakan penjahat itu adalah tulang punggung salah satu ring peretas komputer paling canggih di dunia.

Membuat Password Pada Dokumen Microsoft Word



KursiTerbalik.com - Jika kita mempunyai dokumen penting (pada Micorosoft Word misalnya) maka sudah seharusnya kita mengetahui bagaimana cara membuat password pada Microsoft Word, karena salah satu cara memberi perlindungan terhadap sebuah dokumen adalah dengan memberi PIN atau password. Jangan sampai dokumen penting anda disalah-gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung-jawab.

Apalagi jika komputer kita dipakai oleh banyak orang, sementara kita tidak ingin dokumen kita dilihat oleh orang lain, maka pembuatan password sangat dianjurkan.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

* Buka dokumen kita yang akan diberi password, kemudian klik menu Tools lalu pilih Options
* Klik tab Security.
* Isikan password kita pada kotak yang pertama (kotak disamping tulisan Password to open). Jika sudah klik tombol OK
* Akan muncul kotak konfirmasi password. Tulis kembali password yang telah kita buat tadi, lalu klik tombol OK
* Simpan dokumen dengan mengklik menu File lalu pilih Save

Dengan demikian jika hendak membuka dokumen tersebut maka harus memasukkan password yang telah kita atur tadi terlebih dahulu.

Lulusan Terbaik Salah satu Universitas Negri Menjadi Tukang Sapu


KursiTerbalik.com - PEKANBARU (RP) - Matahari sudah semakin tinggi di atas Gedung Kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Riau di Jalan Gajah, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

Beberapa orang lalu-lalang di kantor tersebut, namun seseorang berseragam dinas yang akhirnya diketahui bernama Jack Lord (30) masih tetap berkutat dengan tangkai sapu dan kain lap untuk membersihkan beberapa lantai ruangan di kantor tersebut.

WARGA Jalan Genteng Perumahan Tampan Permai, Kelurahan Tuah Karya, Kecamatan Tampan, ini, sebenarnya adalah seorang PNS golongan III A, namun saat bercerita dengan Riau Pos di kantor tersebut dia terkesan malu dan hampir tidak mau mengakui bahwa dia adalah PNS yang pernah menamatkan kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip), Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Riau (Unri) dengan indeks prestasi kumulatif 3,75.

Kenyataan tentang dirinya adalah seorang sarjana tersebut hampir tenggelam dan tidak terlacak jika sekilas melihatnya, namun Riau Pos terus bertanya tentang siapa diri Jack sebenarnya. Jack Lord kemudian memulai ceritanya bahwa dia sudah menjadi PNS tahun 2002 dalam kualifikasi tamatan SMU pada golongan IIB sebagai pengatur muda tingkat satu.

Pada tingkat ini, Jack mulai bekerja sebagai tenaga cleaning service. Dia setiap harinya harus menyapu lantai dan membersihkan ruangan, mengepel, membersihkan kaca, bahkan membersihkan kakus di kantor tersebut. Namun resminya tercatat pekerjaannya adalah sebagai pengelola kebersihan ruang belajar dan aula kecil.

Saat bercerita itu, suara Jack Mulai lirih, tangan kanannya yang memegang tangkai sapu terlihat bergetar, tarikan napasnya juga terdengar cepat. Perlahan matanya mulai berkaca-kaca.

Jack mengaku, sambil bekerja, dia berusaha untuk kuliah karena dia juga punya cita-cita menjadi seseorang yang bisa dibanggakan oleh orang tua dan keluarganya. Namun sampai Rabu (21/4) kemarin, nasibnya tetap saja sebagai tukang pel lantai LPMP.

Walaupun Jack telah berhasil menamatkan kuliah dan lulus hampir dengan nilai cum laude di universitas negeri terbesar di Riau serta telah melewati proses penyesuaian ijazah, tapi tak ada perubahan dalam pekerjaannya.

‘’Saya sudah pernah protes dan sampai ke Jakarta, namun tetap tidak ada perubahan. Sepertinya mungkin inilah takdir saya, menjadi tukang sapu saja. Saudara saya juga jadi tukang sapu jalan. Berdua bersaudara kami laki-laki yang lulus kuliah seperti dipermainkan nasib, anak yang seharusnya sudah bisa membanggakan orang tuanya, tapi sampai kini hanya jadi tukang sapu,’’ ujar Jack berlinang air mata.

Dia merasa dipermainkan dan ditindas, protes kepada atasannya terus dilakukannya. Malah pernah dia bertanya, apakah memang ada pegawai negeri golongan IIIA sebagai penyapu lantai dalam SK yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tapi waktu terus berlalu, pekerjaan harus tetap dilakukannya, dan tetap tidak ada perubahan.

Dulu saat dia protes ke Jakarta, ditanggapi oleh Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang ditandatangani Ir Giri Suryatmana. Oleh Giri, atasannya yang di Pekanbaru disuruh untuk memperbaiki SK sesuai dengan golongan yang ditempati Jack. Atasannya mengakui ada kesalahan dalam pengetikan. Tapi kondisi masih tetap saja sama setelah protes tersebut.

‘’Dengan golongan yang sama, teman-teman duduk dalam ruangan bekerja dengan kertas dan pulpen tapi saya memegang sapu membersihkan lantai. Saya tidak keberatan dengan pekerjaan ini, karena dari dulupun inilah pekerjaan saya tapi apa sesuai dengan yang sudah saya tempuh, percuma saja rasanya saya pernah kuliah,’’ ujar Jack sambil terisak.

Dengan suara lirih sambil menghapus air mata yang mulai mengalir di pipinya, Jack mengatakan, dia mengerti dengan berbagai birokrasi pemerintahan dan berbagai disiplin ilmu pemerintahan serta bagaimana manajemen kepegawaian. Menurutnya, apa yang sedang dijalaninya sekarang ini sangat bertetangan dengan hatinya yang memahami pekerjaan pemerintahan.

Lalu dengan suara lirih dan parau, Jack kemudian bertanya, ‘’Apakah nasib saya ini karena ada kesalahan dari nenek moyang atau orang tua saya dulu sebelum melahirkan saya? Tak sanggup rasanya ditahankan hati tapi saya harus hidup menjalani nasib ini,’’ tanya Jack.

Jack mengaku sedikit kehilangan percaya diri, memasuki umur kepala tiga, dirinya belum menikah. Pernah terpikir dan terasa di hatinya untuk menikahi seorang gadis, tapi kondisinya sebagai seorang tukang sapu membuatnya tidak pernah berani mengungkapkan perasaan pada perempuan pujaan hatinya. ‘’Saya ini tukang sapu, siapa yang akan mau bersuamikan saya ini. Sepertinya tak ada orang tua seorang anak gadis yang mau melepaskan anak gadisnya hidup bersama saya,’’ ujar Jack dalam dialek Melayunya yang kental.

Jack juga menjelaskan, bukan tidak bisa menerima pekerjaan sebagai petugas kebersihan, namun lebih kepada kompetensi keilmuan dan kelaziman di dunia kerja.

‘’Bukan dikarenakan tidak menghargai pekerjaan tersebut. Hanya saja, naif rasanya bila melihat orang dengan golongan yang sama, bisa bekerja sesuai dengan kemampuan dan keahlian mereka. Saya sarjana Ilmu Pemerintahan, saya mengerti tugas pokok dan pekerjaan aparatur pemerintahan, etika birokrasi, pembagian kerja dan kewenangan, kebijakan publik, membuat undang-undang, bahkan ilmu politik dalam pemerintahan. Saya ini mungkin tidak kalah dibandingkan dengan para alumni Sekolah tinggi Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) atau Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), yang membedakan kami sepertinya hanya nasib saya yang menjadi tukang bersih-bersih ini,’’ ucap salah satu mahasiswa terbaik Unri tahun kelulusan 2003 tersebut dengan mata kembali berkaca-kaca.

‘’Bila dalam ketentuannya memang ada hal yang membenarkan PNS dengan golongan III A bekerja sebagai tenaga kebersihan, bisa saja tugas itu tetap akan diterima sebagai konsekuensi tugas. Hanya saja, jelas hal tersebut bukan sebuah kelaziman di lingkungan pemerintah. Apalagi bila dikaitkan dengan fakta bahwa saat ini pemerintah lebih banyak menggunakan tenaga outsourching untuk mengerjakan tugas pembantu umum perkantoran,’’ sebut Budi Astoto, salah seorang mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan ketik diminta tanggapannya tentang nasib Jack.

Dia mengaku kecewa, karena, secara kualitas, sumber daya manusia seperti Jack Lord harusnya mendapatkan job description yang jelas sesuai dengan kualifikasi ilmu dan kepangkatan yang dimilikinya.

‘’Saya bahkan baru sekali ini mendengar pegawai golongan IIIA bekerja sebagai pembersih ruangan kantor. Karena selama ini tugas itu hanya diberikan pada tenaga tidak terdidik dan tidak terlatih,’’ sebut dia.

Penjelasan tersebut juga dikuatkan oleh staf pengajar Ilmu Pemerintahan Unri, Saiman Pakpahan SIP MSi yang menyebutkan bahwa hal tersebut pasti terjadi dikarenakan penyusunan Struktur Organisasi Tata Pemerintahan (SOTK) yang tidak clear. Bila penempatan tersebut didasari oleh alasan bahwa tidak ada posisi untuk penempatan pegawai dengan golongan yang setara, harusnya, antar-satuan kerja bisa saling berkoordinasi. Dengan demikian, potensi jajaran tetap sesuai dengan golongan dan tugas pokoknya.

‘’Saya malah melihat hal ini menunjukkan lemahnya sensififitas pimpinan, karena, idealnya, pimpinan bisa melihat potensi bawahan sesuai dengan golongan. Ini baru pertama sekali saya dengar, PNS golongan III A bertahun-tahun menjadi pekerja kasar yang tugasnya membersihkan ruangan. Bisa jadi ini banyak terjadi, tapi, itu merupakan bentuk tidak pekanya pimpinan terhadap potensi yang ada di wilayah kerjanya,’’ sebut dia.

Kata Sulaiman lagi, kalau alasannya adanya sikap suka atau tidak suka, itupun tak bisa jadi ukuran dalam kerja birokrasi, karena, kinerja birokrat diukur bukan berdasarkan aspek personalitas, melainkan profesionalitas bekerja. “Adapunish and reward. Pemimpin tak bisa menilai berdasarkan ukuran suka atau tidak suka, atau aspek kedekatan. Yang kita khawatirkan dalam sistem yang seperti itu, ada pegawai dengan golongan yang lebih rendah, tapi bisa mengerjakan tugas yang harusnya bisa dikerjakan oleh petugas yang mengerjakan pekerjaan kasar tersebut,’’ papar Saiman.

Riau Pos mencoba mengkonfirmasi status Jack ini kepada Kepala LPMP Riau, Zainal, namun dalam keterangan singkatnya Zainal mengaku sedang mengikuti acara dan minta tidak diganggu dahulu.

Kasubag Umum LPMP Riau, Drs Syukhmide Hendri saat ditemui secara terpisah tidak menafikan adanya pekerja dengan tamatan sarjana dipekerjakan sebagai tenaga cleaning service di kantornya. Hanya saja, saat ditanyakan apa dasar penempatan dan pembagian kerja yang digunakan, Syukhmide Hendri berusaha menghindar dengan pergi begitu saja meninggalkan Riau Pos, padahal sebelumnya dia sempat hendak bercerita panjang seputar tugas di LPMP. Sembari berpura-pura memanggil salah seorang pegawai, Syukhmide langsung lari begitu saja.

Diminta Bersabar
Terkait masalah ini, Kepala Dinas Pendidikan Riau, Prof Dr Ir Irwan Effendi mengaku tidak bisa menghakimi lembaga maupun orangnya. Pasalnya, sesuai dengan ketentuan hal tersebut adalah kebijakan pimpinan maunpun lembaga di mana dia bekerja. Selain itu juga, sebagai PNS apapun dia harus siap menghadapinya.

‘’Kita tidak bisa menilai orang dari penilaiannya di akademis. Jika memang dia melangkah dari tamatan SMA dan baru penyesuaian berarti memang ada jenjang untuk itu. masalah apa yang dikerjakannya mungkin kerena belum ada kesempatan saja. Yang jelas dia harus bersabar saja,’’ terangnya saat dihubungi Riau Pos Rabu (21/4).

sumber: RiauPos