Pages

Selasa, 02 Februari 2010

Penelitian terbaru menyatakan Ginkgo Biloba beracun.



bulan lalu, sebuah laporan dalam Journal of American Medical Association menunjukkan bahwa suplemen herbal Gingko biloba tidak terbukti memperbaiki memori atau memperlambat laju penurunan kualitas kognitif pada orang tua yang sehat.

On Yale neurolog Steven Novella's "Science-Based Medicine" situs Web, ia menjelaskan, "Studi ini membandingkan langsung gingko biloba 120 mg yang diminum dua kali sehari dengan plasebo, yang melibatkan 3.019 sukarelawan berusia antara 66-72 tahun, dan dilakukan kurang lebih selama 6,1 tahun. Sukarelawan yang ikut kesemuanya memiliki standar kognitif yang sama. Setelah melakukan tes tersebut, maka hasilnya cukup mencengangkan, seluruh hasil test menunjukkan tidak ada perbedaan sama sekali terhadap fungsi kognitif antara sukarelawan yang minum ginkgo biloba dengan yang hanya meminum placebo.

Gingko Biloba adalah salah satu suplemen herbal yang penjualan memempati posisi teratas untuk obat-obatan herbal, telah di iklan kan sebagai suplemen yang mampu meningkatkan memori dan konsentrasi pada orang yang mengkonsumsinya.Kenyataan bahwa penelitian demi penelitian telah dilakukan untuk mengetahui khasiat obat ini, dan kenyataannya bahwa suplemen ini sama sekali tidak efektiv, hal ini merupakan pukulan yang besar bagi produsen obat ini, apalagi ditambah dengan laporan dari penelitian lain yang menyatakan bahwa obat ini berbahaya bagi beberapa orang.

Menurut penelitian terbaru dari Journal of Natural Product "larangan terhadap Gingko biloba harus dilakukan karena telah ada bukti ilmiah bahwa gingko biloba dapat meningkatkan resiko kejang pada penderita epilepsi dan dapat mengurangi efektivitas obat anti kejang.

Peneliti Eckhard Leistner dan Christel Drewke yang telah melakukan penelitian ilmiah tentang fungsi dan kegunaan Gingko, ternyata mereka menemukan 10 laporan yang mengindikasikan bahwa pasien dengan epilepsi yang menggunakan produk Gingko mengalami peningkatan risiko kejang. Gingkotoxin, komponen gingko biloba, tampaknya mengubah jalur sinyal kimia menjadi sebagai hal yang dapat memicu serangan epilepsi. Gingko dapat juga berinteraksi dengan obat anti-kejang dan mengurangi efektivitas mereka. "Kita sekarang yakin ... G. biloba sebagai obat-obatan dan produk-produk lain dapat memiliki efek yang merugikan pada kondisi kesehatan seseorang, "itu hasil kesimpulan laporan mereka.

banyak suplemen herbal tidak dimasukkan sebagai daftar obat-obat an. Hal ini memang dilakukan karena memang belum ada bukti ilmiah yang telah di buktikan bahwa suplemen itu dapat mengobati penyakit tertentu.Oleh karena itu dalam beberapa kasus, seringkali suplemen obat herbal ditulis "tidak digunakan untuk mengobati penyakit apa pun"

Suplemen herbal adalah bisnis jutaan dolar di Amerika, oleh karena itu mereka bekerja sangat keras untuk menjaga agar obat ini mendapat regulasi dari FDA (Badan yang berwenang dalam mengawasi peredaran obat-obatan di Amerika). Sehingga, hasilnya adalah FDA hanya dapat bertindak ketika sudah ada korban atau orang yang meninggal ketika meminum obat-obat an herbal yang beracun.

Itulah yang terjadi pada tahun 2004 saat FDA akhirnya melarang peredaran obat bernama Epdhera, obat tradisional China yang telah di gunakan selama ribuan tahun. Banyak konsumen yang membeli dan menggunakan obat itu dengan keyakinan bahwa obat sangat berguna untuk menyembuhkan penyakit mereka. Obat itu biasa digunakan untuk mengobati flu, asma, dan masalah berat badan. Dan kenyataan nya adalah, bahwa obat itu dituding sebagai penyebab kematian kurang lebih 100 orang dalam kurun waktu tersebut, orang-orang yang menggunakan epdhera rata-rata mempunyai riwayat insomnia dan serangan jantung.

0 comments: