Pages

Kamis, 04 Februari 2010

BMW Mengubah Panas Knalpot Menjadi Listrik


Menurut para pakar dan insinyur, kendati mesin-mesin sekarang sangat efisien dalam mengubah energi bahan bakar menjadi panas, hanya sepertiga yang bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan mobil. Dua pertiga, terbuang dalam bentuk panas melalui knalpot dan radiator. Nah, kini, energi panas yang terbuang itu ingin dimanfaatkan. Berbagai cara pun dilakukan! Salah satu adalah pryek ambisius dari para insinyur mesin BMW di Jerman.
Start Panas
Ide pertama yang dicoba para ahli produsen mobil yang berpusat di Muenchen ini adalah mesin tidak lagi distart dalam keadaan dingin. Dengan demikian, bisa mengurangi konsusmi bahan bakar dan emisi. Untuk ini, mesin diselimuti, seperti termos sehingga suhu tetap terjaga.

Untuk mencegah start pada kondisi seluruh mesin diselubungi atau memasang insulasi panas. Dengan demikian, mesin akan tetap panas bila dihidupkan lagi. Bahan untuk insulasi juga tidak mahal, sama yang digunakan buat lantai.

Setelah kontak OFF atau mesin dimatikan, suhu tetap 40 derajat Celcius setelah 12 jam. Setiap derajat Celsius di atas suhu sekitar mesin, akan mengirit konsumsi bahan bakar sampai 0,2 persen.

Thermoelektrik
Pendekatan kedua mengubah panas knalpot menjadi listrik. Para ahli mengklaim, cara ini bisa mengirit konsumsi bahan bakar sampai 2 persen. Untuk ini, BMW menggunakan prinsip generator thermoelektrik yang sudah pernah diperlihatkan tahun lalu.

Pengembangan lebih lanjut adalah menggunakan komponen yang terintegrasi pada pendingin EGR (exhaust gas recirculation). Cara ini bisa menghasilkan listrik 250 Watt saat mobil dikemudikan pada kondisi biasa. Menurut BMW, energi sebesar itu sama dengan setengah energi listrik yang dibutuhkan sedan Seri-5 masa kini yang dilengkapi berbagai peralatan listrik dan elektronik.

Untuk ini digunakan elemen semi-konduktor thermoelektrik untuk menghasilkan listrik. Makin besar perbedaan suhu, makin besar tegagangan tinggi yang dihasilkan.

Suhu knalpot biasanya berkisar antara 300 dan 900 derajat Celsius. Bagian ini digunakan sebagai sisi panas generator, sedangkan bagian dingin adalah pendingin mesin.

Dijelaskan, 3 sampai 8 persen dari seluruh bahan bakar yang dikonsumsi mobil masa kini, digunakan untuk mengoperasikan perlengkapan yang membutuhkan energi listrik. Karena itulah, cara dinilai sangat pontensi untuk mengirit bahan bakar.

Versi ketiga menggunakan panas yang terbuang tersebut dari knapot atau radiator, dialirkan ke interior sebagai pemanas. Namun cara ini hanya bisa dimanfaatkan di daerah beriklin dingin atau pada musim dingin.

Manajemen Lalulintas
Panas mesin juga bisa digunakan untuk mengurangi gesekan. Artinya mesin diset bekerja pada suhu kerja yang tepat. Misalnya, transmisi. Untuk ini digunakan alat penukar panas (heat exchanger) yang bisa memanaskan transmisi dengan cepat pada suhu kerja normal.

Bahkan menurut BMW, juga ada kemungkinan memanfaatkan sistem aerodinamika yang bisa disetel untuk mencegah energi panas terbuang begitu. Upaya lain – sekarang sudah digunakan – adalah sistem rem regeneratif (semacam KERS).

Bahkan manajemen lalulintas dengan bantuan satelit menurut BMW bisa membantu menurunkan konsumsi bahan bakar sekaligus mengurangi emisi. Dengan pengontrolan melalui satelit, akselerasi dan pengereman bisa dilakukan dengan halus.

Ternyata, sistem navagisi bukan, hanya untuk menghindari kemacetan yang banyak menghabiskan dan membuang energi secara percuma, juga meningkatkan polusi di kota-kota besar.

0 comments: