Pages

Jumat, 22 Januari 2010

Film SAIA Diklaim 95% Adegannya adalah Seks



Saia, film kedua dan teranyar Djenar Maesa Ayu adalah film privat yang diklaim 95% adegannya adalah seks. Dengan hanya dilakoni Djenar sendiri bersama Harry ''Dagoe'' Suharyadi sebagai aktor utamanya, film ini dari awal penciptaannya sengaja akan hanya dipertontonkan untuk kalangan terbatas.

Dengan mengeksploitasi adegan seks, seks dan seks, Djenar ingin menempatkan tubuh sebagai sebuah obyek pencarian atas sebuah makna. Pemaknaan itu, paling tidak diungkapkan lewat permainan kamera yang mandeg, tidak dinamis dan tunggal.

Dalam film ini kedua tokohnya, baik Harry Dagoe yang dikenal sebagai sutradara Pachinko (Everybody Happy), dan Bunga Setaman itu maupun Djenar, tidak bernama dan tidak melakukan dialog. Kecuali dialog lewat lenguhan, desisan, tarikan nafas, desahan dan aneka rupa suara yang mencitrakan hubungan badan dua orang. Plus, tokoh lelakinya, dengan leluasa bisa melakukan kekerasan seksual apa saja kepada tokoh perempuannya. Dari menampar, menindih, mendorong, mencekik, menjambak, dan diksional kata lainnya yang mencitrakan kekerasan seksual seorang pasangan kepada pasangan seksualnya.

Jadi, hampir sepanjang durasi film, yang terdiskripsikan adalah adegan seks semata.

Eko ''Pece'' Suprianto, salah satu penari Jawa pupuler Indonesia, dan namanya mulai dikenal publik ketika menjadi salah satu penari latar dalam konser Madonna dilibatkan dalam film. Bukan sebagai aktor, melainkan sebagai body coach, atau pelatih gerak tubuh.

Menurut sutradara "Mereka Bilang Saya Monyet" itu, Eko dilibatkan untuk melatih kelenturan tubuh, dan penyatuan tubuh antara para pemain dan juru kamera. Dengan demikian, kameraman mampu melakukan kelarasan dengan aktor ketika melakoni dan mempraktekkan sebuah adegan.

Jalan ini ditempuh, agar kameraman makin mengenal tubuhnya sendiri, dan tubuh lawan mainnya, yaitu aktor. Agar kecanggungan dapat terjembati dengan baik.
(G20/Nv@)
http://suaramerdeka.com/v1/index.php...ya-adalah-Seks



0 comments: